TANJUNGBALAI, - Pemadaman listrik di bulan Ramadhan membuat warga Kota Tanjungbalai merasa kecewa dengan PT PLN. Perusahaan listrik negara dianggap bertanggung jawab atas dampak kerugian yang diderita masyarakat secara ekonomi. Sosok pemuda Tanjungbalai, Budi Arianto SH mengatakan bahwa orang yang statusnya sebagai pelanggan sangat dirugikan oleh pemadaman listrik oleh PT PLN (Persero). "Yang jelas kami sangat kecewa dengan sikap PT PLN yang secara sepihak memutus aliran listrik tanpa alasan yang jelas," kata Budi kepada , Kamis malam (5/9/2019). "Selain itu, pemadaman listrik baru-baru ini sering terjadi pada bulan Ramadhan, di mana umat Islam melakukan shalat malam dan shalat tarawih dan makan malam," tambahnya. Dengan pemadaman listrik, LSM Brantas mengatakan bahwa PT PLN tidak menghormati keberadaan umat Islam yang melakukan perintah agama. "Memecat Direktur PLN karena dia tidak punya solusi dalam menghadapi masalah pemadaman listrik unilateral yang akhir-akhir ini sering terjadi di kota Tanjungbalai. Dampak pemadaman listrik ini adalah orang-orang yang secara ekonomi kurang beruntung," pungkasnya. Sebelumnya, kelompok pemuda lain juga menyatakan bahwa berbagai aspirasi adalah bentuk kekecewaan terhadap PLN karena pemadaman. Tidak hanya menyatakan kecaman atas layanan yang buruk, massa juga mengadakan demonstrasi dengan membakar ban bekas di depan kantor Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Tanjungbalai, Kamis malam (9/9/2019). Puas dengan ucapan bergantian. Kelompok pemuda kemudian dibubarkan secara tertib. Sementara itu, ULbal PLN Kota Tanjungbalai sendiri belum dikonfirmasi sehubungan dengan pemadaman listrik yang telah terjadi beberapa kali di Tanjungbalai selama Ramadan Hijri 1440.
No comments:
Post a Comment